SEJARAH DESA SEMBAWA, KABUPATEN BANJARNEGARA
Desa Sembawa merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Desa ini memiliki sejarah yang panjang dan unik, yang tidak hanya mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat setempat, tetapi juga menjadi fondasi terbentuknya kehidupan bermasyarakat hingga saat ini.
Asal-usul Desa Sembawa bermula pada tahun 1878, ketika seorang saudagar muda yang bernama Kyai Sumba melakukan perjalanan untuk berdagang. Dalam perjalanannya, beliau berhenti dan beristirahat di sebuah kawasan yang saat itu masih sepi dan belum berpenghuni secara tetap. Merasa nyaman dengan suasana tempat tersebut, Kyai Sumba memutuskan untuk menetap sementara dan mendirikan sebuah padepokan sederhana.
Padepokan tersebut kemudian menjadi tempat pengajaran agama Islam, di mana Kyai Sumba dengan penuh keikhlasan mengajarkan nilai-nilai keislaman, moral, dan kebijaksanaan kepada siapa saja yang datang. Seiring waktu, semakin banyak orang yang datang untuk menimba ilmu dan menetap di sekitar padepokan tersebut. Masyarakat mulai membentuk permukiman yang rukun dan penuh gotong royong, mengikuti teladan hidup yang diajarkan oleh Kyai Sumba.
Karena pengaruh dan ketokohan Kyai Sumba yang begitu besar, masyarakat setempat kemudian memberi nama tempat tersebut dengan nama "Sembawa", yang diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dan pengaruh spiritual sang Kyai. Nama "Sembawa" diyakini merupakan bentuk yang terinspirasi dari nama beliau, sebagai simbol warisan nilai keagamaan, kebijaksanaan, dan kearifan lokal.
Kini, Desa Sembawa tumbuh menjadi desa yang aktif dan produktif dengan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan keagamaan. Sejarah berdirinya desa ini menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga dan melestarikan warisan leluhur, serta menjadikan semangat persatuan dan ilmu pengetahuan sebagai pondasi membangun masa depan desa yang lebih baik.
PERJUANGAN EYANG DEMANG SUROWANI: PENERUS AJARAN KYAI SUMBA DAN PEJUANG MELAWAN PENJAJAHAN
Sejarah Desa Sembawa tidak dapat dilepaskan dari peran tokoh-tokoh besar yang telah mewariskan nilai-nilai luhur bagi masyarakat. Setelah Kyai Sumba mendirikan padepokan dan mengajarkan agama Islam serta nilai-nilai kebajikan, muncullah para murid yang turut melanjutkan perjuangan dan pengabdiannya. Salah satu murid yang paling dikenal dalam sejarah desa adalah Eyang Demang Surowani.
Eyang Demang Surowani merupakan murid utama Kyai Sumba, yang tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga secara khusus memperdalam ilmu bela diri yang diajarkan secara spiritual dan fisik. Ia tumbuh menjadi sosok yang kuat, bijaksana, dan disegani oleh masyarakat sekitar karena keberanian serta kepeduliannya terhadap kondisi tanah air yang kala itu tengah berada di bawah penjajahan bangsa asing.
Berbekal ilmu dan keyakinan yang kuat, Eyang Demang Surowani mengambil peran dalam melawan penjajah yang menindas rakyat. Dengan semangat pantang menyerah, beliau menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap penindasan. Namun dalam perjalanannya, Eyang Demang Surowani mengalami ujian besar. Dikisahkan bahwa dalam suatu pertempuran, karena keangkuhan atau mungkin terlalu percaya diri, beliau secara tidak sengaja memperlihatkan titik lemahnya di hadapan musuh.
Kejadian ini dimanfaatkan oleh pihak penjajah. Dalam suatu pertempuran yang tidak seimbang, Eyang Demang Surowani dikepung dan diserang oleh 60 orang tentara penjajah. Dalam kondisi tersebut, ia tetap bertahan dan memberikan perlawanan sengit. Namun pada akhirnya, beliau gugur dalam pertempuran setelah tubuhnya ditimpa oleh pagar dinding dari anyaman bambu, sebuah cara brutal yang mencerminkan kekejaman penjajah saat itu.
Meski demikian, semangat juang dan keberanian Eyang Demang Surowani tidak pernah padam dalam ingatan masyarakat Desa Sembawa. Sosoknya dikenang sebagai pahlawan lokal yang memperjuangkan martabat dan kemerdekaan rakyat, sekaligus sebagai penerus semangat Kyai Sumba yang menjunjung tinggi keberanian, kebenaran, dan pengabdian.
Hingga kini, nama Eyang Demang Surowani masih hidup dalam cerita-cerita rakyat, tradisi lisan, dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Desa Sembawa. Warisan nilai perjuangan dan keteladanannya menjadi bagian penting dalam identitas desa, yang terus dijaga dan dihormati sebagai bagian dari sejarah besar yang membentuk karakter masyarakat Sembawa.
Kirim Komentar